Seberapa care kita mencoba mengetahui sejarah dari lokasi yang kita kunjungi? Seberapa care kita mencoba untuk berperilaku sesuai dengan sejarah tempat tersebut?
Dua hari ini sedang ribut berita Syahrini yang mengunggah fotonya di monument Holocaust Berlin. Foto tersebut menimbulkan kontroversi tidak hanya di Indonesia tapi juga di media lokal German.
Honestly, sebelum ini gw ga tau Holocaust itu apa dan kenapa bisa menjadi kontroversi. Setelah gw coba googling, ternyata monument Holocaust dibangun untuk mengenang kekejaman Nazi kepada warga Yahudi pada saat rezim Hitler dulu..
Gw pernah nonton film tentang Nazi.. ada satu film judulnya ‘The Pianist’. Latar belakang film itu adalah masa masa kelam orang Yahudi ketika dibantai oleh Hitler. Itu sekali kalinya gw nyerah nonton film di 20 menit pertama karena ga tahan liatnya. Bukan karena banyaknya disturbing picture di film itu, tapi karena jalan ceritanya yang kejam, brutal dan sangat ga berperikemanusiaan.
Terlepas benar atau tidaknya kejadian seperti yang digambarkan di film itu, yang jelas penyiksaan dan pembunuhan terhadap orang orang Yahudi pada saat itu adalah sesuatu yang mengerikan.
Lalu beralih lah gw ngeliat foto kontroversial syahrini di google. Kebetulan foto di instagramnya sudah dihapus.
*Gw ga posting fotonya disini ya untuk menghargai.
Jadi setelah lihat, gw paham.. pantes aja kalau diprotes. Jadi Syahrini foto berdua di atas monument dengan baju bulu bulu, kacamata hitam, dan skinny pants.. pokoknya baju yang Syahrini banget.
Gw sempet mikir kalau seandainya ini yang di foto bukan Syahrini.. orang biasa misalkan, yang cuma pakai kaos dan celana jeans mungkin ga bakal sekontroversial itu. Karena gw yakin banget pasti yang foto selfie, atau foto gaya, dll itu pasti ada banyak banget. (Cuma ya emang Syahrini mencolok banget hha).
Ternyata setelah gw googling lebih jauh, gw nemu artikel tentang “How you should behave at Holocaust Monument”. Menjabarkan pendapat dari seorang penulis asal German bernama Saphira. Pada intinya kalau Monument Holocaust adalah pengingat salah satu sejarah pahit yang pernah terjadi di dunia. Jadi bukan tempat untuk foto foto cantik, selfie dll.
“It’s a phenomenon I had begun to notice in Berlin and then I started seeing those pictures everywhere. I felt like people needed to know what they were actually doing, or how others might interpret what they were doing.“
Penulis itu bahkan mengedit beberapa foto para tourist yang diunggah di media sosial.
Serem banget ya..
Kayak yang membuka mata kita betapa ga pantasnya foto seperti itu di sana.
Jadi memang wajar kalau aksi foto di atas monument itu dikecam. Apalagi ternyata disitu kabarnya ada larangan untuk ambil foto. Duh incess ga baca apa gimana π₯.
So far sih Syahrini sudah memberikan pernyataan klarifikasinya ya di instagram. Jadi mari kita maafkan. Toh jangan jangan kalau kita yang kesana juga kita berlaku serupa karena ga tahu.
Tapi yang namanya ibu jari netizen lebih kejam daripada ibu kota, tetap aja Syahrini dikecam abis abisan.
Melihat reaksi orang orang Indonesia segitu marahnya, gw jadi berpikir.. seharusnya hal yang sama diterapkan di tempat tempat di Indonesia.
Kita perlu membangun pola pikir menghargai suatu tempat yang memiliki kenangan pahit, sehingga tidak boleh foto dengan gaya yang sama kayak kita foto di dufan.
Contohnya museum Fattahilah, tempat yang dijadikan lokasi hukuman gantung dan penjara yang tidak manusiawi.
Lawang Sewu, yang juga tempat dimana warga Indonesia dipenjara, disiksa dan dibunuh oleh Belanda.
Museum Lubang Buaya, tempat dimana berlangsungnya kekejaman PKI.
Monumen Bom Bali, tempat terjadinya pemboman yang menewaskan banyak orang.
Atau tempat lain yang berhubungan dengan bencana alam yang massive seperti Museum Tsunami di Aceh, atau Museum Erupsi Merapi di Yogyakarta.
Tahun lalu ketika gw berkunjung ke Museum Erupsi Merapi, gw sempet nyeletuk pas kita segroup lagi foto bareng di depan museum.
Celetukan gw adalah , “kayaknya ga pas banget deh ya kita foto senyum di tempat kayak gini”. *tapi gw tetep foto π.
Karena I personally feel tempat itu harusnya dijadikan sebagai bahan renungan dan rasa simpati untuk orang orang yang kehilangan akibat bencana alam yang terjadi di sana.
Ga hanya di Museum Merapi, tapi juga di semua tempat.
Tapi coba pikir deh, dari tempat tempat yang gw sebut di atas, ada berapa banyak lokasi yang sering dijadikan spot foto hepi hepi oleh Turis lokal maupun luar negeri? Jawabannya: banyaak..!
Random Picture taken from Google. Muka disamarkan.
Random Picture taken from Google. Muka disamarkan.
Dengan melihat reaksi masyarakat Indonesia yang membuat Syahrini jadi trending di berbagai media, seharusnya hal itu bisa dengan mudah masuk nalar kita bersama.
Meskipun ga ada larangan resminya, at least we can give some respect.
Karena mempelajari, menghormati dan menghargai tempat sesuai sejarahnya, jauh lebih penting kan daripada sejuta likes yang kita dapat di Instagram? π